Jauh sebelum masuknya kolonial Belanda di indonesia peradaban Topekurehua telah berlangsung beratus-ratus tahun yang silam.
Hal tersebut dibuktikan dari foto dokumentasi seorang misioner belanda yang sempat mendokumentasikan bekas kampung tua yang sejak saat itu suda tidak ditinggali lagi yakni kampung Lamba.
Kampung Lamba ini merupakan pusat pemerintahan Napu saat itu, ketika Napu masih dipimpin oleh seorang Perempuan.
Berbicara soal gender, sejak zaman dahulu masyarakat pekurehua telah mengimplementasikan gender dalam kehidupan sosial masyarakat. hal tersebut dapat dibuktikan dengan keberadaan Pemimpin Napu yang terkenal adalah seorang perempuan, yang gagah berani bernama Polite.
Kegagahan dan ketangguhan Polite dibuktikan ketika memimpin perang Peore melawan Belanda tahun 1909, ketika itu pasukan belanda yang bersenjata organik kewalahan melawan pasukan Napu yang hanya menggunakan tombak dan kalewang.
Dalam perang tersebut Polite berkali-kali kena tembakan senjata musuh namun hanya meninggalkan bekas sobekan pada bajunya tanpa mencederai tubuh Polite.
Menurut cerita orang-orang tua Napu, setelah Napu ditaklukan oleh kolonial belanda, maka belanda menggantikan posisi Polite sebagai pemimpin dengan suami Polite sendiri yang bernama Kabo dan diberi gelar Magau oleh Belanda.
Foto: J.W. Wesseldijk (seorang Belanda) ini mendokumentasikan kelompok pemuda watutau dalam sebuah kegiaatan adat.
Tambi adalah bentuk rumah asli khas Topekurehua. Saat ini bentuk rumah tambi ini tidak lagi digunakan oleh masyarakat, bahkan masyarakat cenderung dengan konstruksi rumah moderen. sesungguhnya konstruksi rumah Tambi dapat diadopsi menjadi sebuah konstruksi moderen namun hal ini belum terjadi.
"Foto-foto ini adalah hasil dokumentasi dari beberapa orang belanda yang bertugas dinapu saat itu sebagai misioner antara tahun 1910 sampai dengan tahun 1915.
gambar ketiga dari atas,, yang laki" mirip mukanya teteku,,
BalasHapusSejarah nya belum lengkap
BalasHapus